Lords of the Fallen

Rahasia Dunia Umbral & Kekuatan Boss di Lords of the Fallen

Developer Hexworks tampaknya berusaha menghadirkan kembali pengalaman bermain Dark Souls untuk generasi konsol terbaru melalui reboot Lords of the Fallen, yang sebelumnya dirilis pada tahun 2014. Dengan dirilisnya game ini kurang dari sebulan setelah Lies of P, apakah Lords of the Fallen berhasil menarik perhatian penggemar Soulslike secara umum?

Gameplay

Lords of the Fallen adalah reboot game Soulslike dari judul yang sama, sebelumnya dikembangkan oleh Deck13 untuk PS4, Xbox One, dan PC, namun kini digarap oleh Hexworks setelah versi awalnya kurang sukses.

Permainan ini mempertahankan konsep inti dari genre Soulslike, dengan tampilan antarmuka dan kontrol yang mirip, termasuk serangan ringan dan berat, aksi block dan parry, serta item healing yang dapat diisi ulang di vestige, seperti bonfire dalam Dark Souls.

Dalam versi terbaru ini, karakter lebih gesit, memungkinkan pemain untuk melakukan dodge dan roll dengan timing yang tepat. Sistem “Wither” membuat sebagian HP abu-abu saat mem-block serangan, yang bisa dipulihkan dengan menyerang musuh, mirip dengan mekanik dalam Bloodborne. Game ini juga memperkenalkan dunia alternatif bernama Umbral, yang bisa diakses setelah mati atau secara manual, dengan area unik yang hanya tersedia di sana. Pemain dapat beralih antara dunia Axiom dan Umbral melalui lentera khusus, yang mengubah tampilan layar dan menghadirkan tantangan baru.

Lords of the Fallen

Dunia Umbral dalam Lords of the Fallen bukan sekadar fitur tambahan; ia menghadirkan area baru yang tidak bisa diakses di dunia Axiom, dengan musuh dan boss tertentu yang hanya muncul di sana, serta item khusus untuk meningkatkan healing.

Musuh di Umbral lebih kuat, jumlahnya lebih banyak, dan setelah enam menit, musuh berbahaya bernama Scarlet Shadow akan muncul dan terus mengejar pemain hingga mereka mencapai effigy atau vestige.

Namun, tantangan Umbral juga menghadirkan beberapa kelemahan. Banyaknya musuh bisa membuat pemain kewalahan, dan beberapa mini boss yang telah dikalahkan akan muncul kembali sebagai musuh biasa di area lain. Fitur kamera lock-on juga menjadi kendala, sering kali membuat pemain kehilangan fokus karena arah kamera tiba-tiba berubah, yang kadang menyebabkan kematian.

Selain itu, musuh memiliki jarak pandang lebih luas, sehingga pemain bisa terkena serangan musuh yang berada di luar jarak pandang mereka, membuat beberapa serangan terasa sulit dihindari dan berakibat fatal.

Selama permainan, pemain sering mengalami masalah framerate yang tidak stabil hingga game crash. Ini mungkin disebabkan oleh fitur online multiplayer yang memungkinkan pemain untuk melakukan coop atau PvP dengan pemain lain, ditambah lagi dengan fitur cross-platform antara PC dan konsol. Veteran Dark Souls pada era PS3 dan Xbox 360 yang terbiasa dengan coop dan PvP mungkin mengenali masalah framerate ini.

Untuk boss dalam game ini, desain mereka sebagian besar kurang unik, dan beberapa hanya merupakan versi lebih besar dari musuh biasa. Meskipun gerakan mereka mudah dipelajari, serangannya sangat kuat, sehingga pemain harus waspada terhadap bar HP mereka. Dari pengalaman bermain, hanya ada dua boss yang cukup berkesan; satu karena arena yang berbeda, dan lainnya karena hanya bisa diserang dengan fitur khusus game ini.

Pemain yang terbiasa dengan sistem quest di game Soulsborne FromSoftware akan menyadari bahwa NPC di game ini memiliki quest tersendiri yang tidak selalu jelas dari awal. Namun, jika pemain rutin memeriksa NPC setelah menyelesaikan area dan boss, mereka akan membuka dialog baru dan meminta item tertentu. Beberapa NPC kemudian akan menjual item baru, yang bisa menjadi daya tarik untuk replay di new game plus, karena quest dari NPC ini seringkali terlewat pada permainan pertama.

Visual
Dengan Unreal Engine 5, Lords of the Fallen menawarkan visual menawan, meski desain area terasa mirip game FromSoftware dan kurang identitas khas. Fitur Photo Mode, yang berfungsi sebagai tombol Pause, memungkinkan pemain mengambil jeda atau menangkap gambar dalam game yang bisa diedit di menu 3D Photos untuk hasil yang lebih optimal.

Karakter dan musuh dalam game ini juga tidak terlalu ikonik atau berkesan seperti karakter dari Dark Souls. Hanya beberapa desain boss yang menarik perhatian, tetapi tidak cukup memorable setelah dikalahkan.

Audio
Atmosfer Lords of the Fallen mengingatkan pada Dark Souls dan Bloodborne, dengan suara-suara ambient menyerupai film horor. Namun, musik boss dan suara beberapa NPC terasa kurang sesuai dengan karakter mereka, sehingga kurang mendalam.

Fitur
Dengan adanya New Game Plus, Online Coop, dan PvP, bersama tiga ending yang membuka class baru, game ini memberikan alasan untuk dimainkan berulang kali. New Game Plus bisa menjadi tantangan tambahan bagi pemain yang ingin mencoba mode lebih sulit.

Jika Lords of the Fallen muncul sebelum Dark Souls pada 2011, mungkin ia bisa jadi pelopor genre. Namun, dengan banyaknya elemen yang mirip Soulsborne dan fitur yang kurang polesan, game ini sulit menonjol di antara game Soulslike lainnya. Masalah framerate, musuh yang berlebihan di dunia Umbral, dan lock-on camera yang mengganggu adalah beberapa kekurangan yang terlihat.

Meski begitu, jika kamu rindu suasana ala Dark Souls, Lords of the Fallen bisa menjadi alternatif menghibur sembari menunggu seri terbaru Dark Souls.