Arsip Harian: November 3, 2024

Atomic Heart

Atomic Heart: Game Melawan Kengerian Robot & Mutasi Organik

Ekspektasi besar menyertai perilisan Atomic Heart yang akhirnya hadir minggu ini. Sebelum rilis, sudah mendapat kesempatan untuk mencoba game ini dan menyelesaikannya dalam beberapa hari terakhir. Sebagai game yang sering diulas harapan tinggi untuk game ini yang menjanjikan petualangan FPS dengan latar dan konsep yang unik. Meski secara keseluruhan game ini berhasil menampilkan pengalaman yang seru, ada beberapa kekurangan pada aspek desain yang patut dicatat.

Meskipun hasil akhirnya tidak sepenuhnya memenuhi ekspektasi, Atomic Heart tetap menjadi game yang menghibur dengan karakteristiknya yang kuat. Menghabiskan sekitar 15 jam untuk menyelesaikan permainan ini dan menikmati dua ending yang ditawarkan. Sayangnya, belum bisa memastikan apakah ada ending tersembunyi.

Alur Cerita Atomic Heart

Kisah Atomic Heart dimulai tanpa cutscene pengantar, langsung mengajak pemain ke dalam gameplay. Game ini berlatar tahun 1950-an di fasilitas militer rahasia Uni Soviet bernama Fasilitas 3826, tempat ilmuwan Dmitry Sechenov melakukan inovasi besar dalam pengembangan robot. Namun, sabotase terhadap proyeknya memicu bencana yang mengubah robot menjadi mesin pembunuh.

Pemain akan berperan sebagai agen P-3 (Mayor Nechaev) yang bertugas menertibkan kekacauan ini dengan bantuan sarung tangan Polimer canggih bernama Charles. Sepanjang permainan, ceritanya berkembang dengan banyak rahasia yang tersingkap. Walaupun menarik, alur cerita terasa kurang dinamis dengan minimnya cutscene atau interaksi karakter yang memperkaya dunia game ini. Beberapa mayat yang masih bisa berinteraksi menambah aspek horror yang unik, namun eksplorasi karakter melalui percakapan P-3 dan Charles seringkali terasa repetitif.

Atomic Heart

Kombat dan Skill

Pertarungan di Atomic Heart cukup memuaskan, dengan fokus pada aksi jarak dekat menggunakan sarung tangan Polimer yang memiliki berbagai kemampuan khusus. Meski keterbatasan jumlah skill bisa dirasakan, opsi upgrade membuat skill-skill ini lebih fleksibel untuk dikombinasikan dalam pertarungan. Kemampuan Mass Telekinesis, misalnya, efektif untuk mengatasi gerombolan musuh, namun sayangnya kurang berguna saat melawan bos.

Musuh terdiri dari dua tipe utama, yaitu robot (Machines) dan makhluk organik (Organics). Mesin memiliki kecepatan dan ketangguhan yang bervariasi, sedangkan musuh organik lebih menyerupai zombie hasil eksperimen biologis. Meskipun AI musuh tidak terlalu sulit dihadapi, kurangnya indikator keberadaan mereka kadang menyulitkan, apalagi karakter pemain tidak terlalu lincah dalam menghindar.

Crafting dan Upgrade

Game ini memberikan fokus besar pada sistem crafting dan upgrade senjata melalui safe points yang tersebar di dunia game. Kamu bisa membuat berbagai amunisi dan bahan habis pakai, serta mengatur penempatan item dalam ransel. Menariknya, meski item konsumsi tidak dapat ditumpuk, sistem inventaris ini memberikan nuansa strategis dalam mengelola sumber daya.

Dunia Semi-Open dan Eksplorasi

Struktur misi Atomic Heart sebagian besar linier, namun juga menawarkan eksplorasi semi-open world. Kompleks fasilitas yang dipenuhi robot pembunuh memberikan atmosfer menegangkan, meski eksplorasi terbatas pada pencarian item atau blueprint. Kurangnya fitur fast travel juga mengharuskan pemain menggunakan kendaraan untuk berkeliling, meski kendaraan tersebut rentan terhadap kerusakan saat bertabrakan dengan musuh.

Secara keseluruhan, meski alur cerita dan desain dunia mungkin terasa kurang optimal, Atomic Heart berhasil menawarkan pengalaman unik yang menggabungkan unsur futuristik dan sentuhan BioShock. Sebagai proyek debut dari studio yang baru berdiri pada 2017, game ini menunjukkan potensi besar dengan polish yang baik dalam hal produksi.