Roguelite adalah sub-genre action yang terus mengalami perkembangan. Di tengah popularitas game Metroidvania dari developer indie, Saona Studios mencoba menghadirkan sesuatu yang berbeda dengan tema Halloween melalui game Death or Treat.
Apakah gamenya mampu mengungguli berbagai game Roguelite lain yang sudah ada di pasaran ?
Latar Cerita Death or Treat
Game ini berlatar di dunia yang menyeramkan, di mana seekor hantu bernama Scary memiliki toko bernama Ghost Mart dan sedang menuju Hallow Town sebagai lokasi berikutnya. Namun, ketika tiba di Hallow Town, ia mendapati kota tersebut kosong dan sunyi seperti kota mati.
Pendapatan yang seharusnya ia peroleh telah dicuri secara tidak adil oleh perusahaan jahat bernama FaceBoo!, yang memiliki anak perusahaan seperti DarkChat, Riptok, dan Deviltube. Perusahaan ini dipimpin oleh sosok licik bernama Clark Fackerberg. Untuk memulihkan Hallow Town dan mengembalikan penduduknya, Scary harus mengalahkan Clark Fackerberg beserta perusahaan jahatnya.
Gameplay
Roguelite adalah subgenre action yang mana setiap kali karakter mati, desain level yang ditemui pada perjalanan berikutnya akan berbeda. Level dalam game ini tidak terlalu besar dan tidak dibuat secara prosedural, sehingga desainnya tidak benar-benar acak. Ketika karakter mati, level hanya akan diacak dalam variasi yang mungkin sudah pernah dilihat sebelumnya.
Setiap kali memulai perjalanan, Scary dibekali kemampuan acak yang bisa digunakan hingga dia mati, seperti labu yang bisa menembak musuh, perisai yang melindungi dari serangan pertama, tambahan Health, atau peningkatan kekuatan.
Scary memiliki serangkaian kemampuan aksi dasar, seperti Main Attack, Secondary Attack, Double Jump, dan Dash. Serangan utama lebih cepat tetapi lemah, sementara serangan sekunder lebih lambat namun kuat. Dengan kombinasi kedua serangan ini, Scary dapat melakukan Uppercut, atau melakukan Slam saat melakukan Secondary Attack di udara.
Di samping serangan fisik, ada juga serangan spesial yang dapat dipilih di awal permainan, seperti Ghost Explosion, Jumpscare, dan Boo!merang. Dari ketiganya, Ghost Explosion terasa paling efektif. Boo!merang sulit mengincar musuh pada ketinggian berbeda, sementara Jumpscare adalah serangan berputar yang mirip gaya Tazmanian Devil dengan kerusakan rendah.
Variasi musuh dalam game ini adalah elemen menarik yang patut diapresiasi. Dalam empat dunia berbeda, musuh akan beragam di setiap area. Misalnya, di dunia DarkChat, terdapat banyak musuh kelelawar yang terbang di sepanjang area. Pada area kedua, kelelawar ini digantikan oleh penyihir yang melemparkan proyektil listrik yang bisa dipantulkan kembali.
Untuk musuh yang lebih kuat terdapat indikator titik merah di atas kepalanya, sehingga kamu bisa memilih untuk melawan atau melewatinya. Karena Scary adalah hantu, ia dapat menembus musuh tanpa menerima damage saat bersentuhan. Ini sangat membantu, terutama saat berhadapan dengan musuh besar, karena bisa melewatinya tanpa harus mundur atau menyerang.
Visual
Death or Treat menggunakan engine Unity yang umum dipakai untuk game 2D oleh developer indie. Game ini menawarkan presentasi visual 2D dengan gaya gambar tangan yang menarik. Karakter-karakternya terlihat ekspresif, dan latar belakangnya kaya akan detail. Meskipun bertemakan Halloween, dunia dalam game ini tetap terlihat cantik.
Dari segi performa, game ini berjalan lancar tanpa masalah berarti, meskipun banyak musuh muncul di layar. Namun, penggunaan font yang membuat teks sulit dibaca menjadi salah satu aspek yang perlu diperbaiki.
Audio
Aspek audio dalam game ini terbilang baik, dengan soundtrack yang menarik dan efek suara yang menyenangkan, terutama saat menggunakan headphone. Sayangnya, tidak ada sulih suara yang disertakan, sehingga setiap percakapan terasa sepi dan mengharuskan pemain untuk membaca teks yang sulit dibaca.
Dalam game bertema Roguelite, setiap kematian seharusnya menjadi kesempatan untuk belajar dan berkembang dalam perjalanan berikutnya dengan membawa kemajuan dari sebelumnya. Namun, game ini justru menghapus seluruh progres saat karakter mati, sehingga perjalanan sebelumnya terasa sia-sia.
Hal ini membuat game ini kurang bersahabat bagi pemula, terutama bagi yang belum pernah bermain Roguelite sebelumnya. Situasi ini bisa menyebabkan stres berkepanjangan akibat membuang waktu untuk permainan yang tidak memberikan kemajuan.
Death or Treat sebenarnya adalah game Roguelite yang menyenangkan. Namun, sistem progresnya yang membuat frustrasi meninggalkan kesan campur aduk. Game ini tidak memberikan manfaat apapun setelah kematian karakter, malah menghapus semua kemajuan dan memaksa pemain untuk memulai dari awal. Ini jelas membuat waktu yang dihabiskan dalam perjalanan sebelumnya terasa tidak dihargai dan sia-sia.