Arsip Bulanan: Oktober 2024

Death or Treat

Evolusi Gameplay di Death or Treat: Apa Saja yang Baru ?

Roguelite adalah sub-genre action yang terus mengalami perkembangan. Di tengah popularitas game Metroidvania dari developer indie, Saona Studios mencoba menghadirkan sesuatu yang berbeda dengan tema Halloween melalui game Death or Treat.

Apakah gamenya mampu mengungguli berbagai game Roguelite lain yang sudah ada di pasaran ?

Latar Cerita Death or Treat

Game ini berlatar di dunia yang menyeramkan, di mana seekor hantu bernama Scary memiliki toko bernama Ghost Mart dan sedang menuju Hallow Town sebagai lokasi berikutnya. Namun, ketika tiba di Hallow Town, ia mendapati kota tersebut kosong dan sunyi seperti kota mati.

Pendapatan yang seharusnya ia peroleh telah dicuri secara tidak adil oleh perusahaan jahat bernama FaceBoo!, yang memiliki anak perusahaan seperti DarkChat, Riptok, dan Deviltube. Perusahaan ini dipimpin oleh sosok licik bernama Clark Fackerberg. Untuk memulihkan Hallow Town dan mengembalikan penduduknya, Scary harus mengalahkan Clark Fackerberg beserta perusahaan jahatnya.

Death or Treat

Gameplay

Roguelite adalah subgenre action yang mana setiap kali karakter mati, desain level yang ditemui pada perjalanan berikutnya akan berbeda. Level dalam game ini tidak terlalu besar dan tidak dibuat secara prosedural, sehingga desainnya tidak benar-benar acak. Ketika karakter mati, level hanya akan diacak dalam variasi yang mungkin sudah pernah dilihat sebelumnya.

Setiap kali memulai perjalanan, Scary dibekali kemampuan acak yang bisa digunakan hingga dia mati, seperti labu yang bisa menembak musuh, perisai yang melindungi dari serangan pertama, tambahan Health, atau peningkatan kekuatan.

Scary memiliki serangkaian kemampuan aksi dasar, seperti Main Attack, Secondary Attack, Double Jump, dan Dash. Serangan utama lebih cepat tetapi lemah, sementara serangan sekunder lebih lambat namun kuat. Dengan kombinasi kedua serangan ini, Scary dapat melakukan Uppercut, atau melakukan Slam saat melakukan Secondary Attack di udara.

Di samping serangan fisik, ada juga serangan spesial yang dapat dipilih di awal permainan, seperti Ghost Explosion, Jumpscare, dan Boo!merang. Dari ketiganya, Ghost Explosion terasa paling efektif. Boo!merang sulit mengincar musuh pada ketinggian berbeda, sementara Jumpscare adalah serangan berputar yang mirip gaya Tazmanian Devil dengan kerusakan rendah.

Variasi musuh dalam game ini adalah elemen menarik yang patut diapresiasi. Dalam empat dunia berbeda, musuh akan beragam di setiap area. Misalnya, di dunia DarkChat, terdapat banyak musuh kelelawar yang terbang di sepanjang area. Pada area kedua, kelelawar ini digantikan oleh penyihir yang melemparkan proyektil listrik yang bisa dipantulkan kembali.

Untuk musuh yang lebih kuat terdapat indikator titik merah di atas kepalanya, sehingga kamu bisa memilih untuk melawan atau melewatinya. Karena Scary adalah hantu, ia dapat menembus musuh tanpa menerima damage saat bersentuhan. Ini sangat membantu, terutama saat berhadapan dengan musuh besar, karena bisa melewatinya tanpa harus mundur atau menyerang.

Death or Treat

Visual

Death or Treat menggunakan engine Unity yang umum dipakai untuk game 2D oleh developer indie. Game ini menawarkan presentasi visual 2D dengan gaya gambar tangan yang menarik. Karakter-karakternya terlihat ekspresif, dan latar belakangnya kaya akan detail. Meskipun bertemakan Halloween, dunia dalam game ini tetap terlihat cantik.

Dari segi performa, game ini berjalan lancar tanpa masalah berarti, meskipun banyak musuh muncul di layar. Namun, penggunaan font yang membuat teks sulit dibaca menjadi salah satu aspek yang perlu diperbaiki.

Audio

Aspek audio dalam game ini terbilang baik, dengan soundtrack yang menarik dan efek suara yang menyenangkan, terutama saat menggunakan headphone. Sayangnya, tidak ada sulih suara yang disertakan, sehingga setiap percakapan terasa sepi dan mengharuskan pemain untuk membaca teks yang sulit dibaca.

Dalam game bertema Roguelite, setiap kematian seharusnya menjadi kesempatan untuk belajar dan berkembang dalam perjalanan berikutnya dengan membawa kemajuan dari sebelumnya. Namun, game ini justru menghapus seluruh progres saat karakter mati, sehingga perjalanan sebelumnya terasa sia-sia.

Hal ini membuat game ini kurang bersahabat bagi pemula, terutama bagi yang belum pernah bermain Roguelite sebelumnya. Situasi ini bisa menyebabkan stres berkepanjangan akibat membuang waktu untuk permainan yang tidak memberikan kemajuan.

Death or Treat sebenarnya adalah game Roguelite yang menyenangkan. Namun, sistem progresnya yang membuat frustrasi meninggalkan kesan campur aduk. Game ini tidak memberikan manfaat apapun setelah kematian karakter, malah menghapus semua kemajuan dan memaksa pemain untuk memulai dari awal. Ini jelas membuat waktu yang dihabiskan dalam perjalanan sebelumnya terasa tidak dihargai dan sia-sia.

Lords of the Fallen

Rahasia Dunia Umbral & Kekuatan Boss di Lords of the Fallen

Developer Hexworks tampaknya berusaha menghadirkan kembali pengalaman bermain Dark Souls untuk generasi konsol terbaru melalui reboot Lords of the Fallen, yang sebelumnya dirilis pada tahun 2014. Dengan dirilisnya game ini kurang dari sebulan setelah Lies of P, apakah Lords of the Fallen berhasil menarik perhatian penggemar Soulslike secara umum?

Gameplay

Lords of the Fallen adalah reboot game Soulslike dari judul yang sama, sebelumnya dikembangkan oleh Deck13 untuk PS4, Xbox One, dan PC, namun kini digarap oleh Hexworks setelah versi awalnya kurang sukses.

Permainan ini mempertahankan konsep inti dari genre Soulslike, dengan tampilan antarmuka dan kontrol yang mirip, termasuk serangan ringan dan berat, aksi block dan parry, serta item healing yang dapat diisi ulang di vestige, seperti bonfire dalam Dark Souls.

Dalam versi terbaru ini, karakter lebih gesit, memungkinkan pemain untuk melakukan dodge dan roll dengan timing yang tepat. Sistem “Wither” membuat sebagian HP abu-abu saat mem-block serangan, yang bisa dipulihkan dengan menyerang musuh, mirip dengan mekanik dalam Bloodborne. Game ini juga memperkenalkan dunia alternatif bernama Umbral, yang bisa diakses setelah mati atau secara manual, dengan area unik yang hanya tersedia di sana. Pemain dapat beralih antara dunia Axiom dan Umbral melalui lentera khusus, yang mengubah tampilan layar dan menghadirkan tantangan baru.

Lords of the Fallen

Dunia Umbral dalam Lords of the Fallen bukan sekadar fitur tambahan; ia menghadirkan area baru yang tidak bisa diakses di dunia Axiom, dengan musuh dan boss tertentu yang hanya muncul di sana, serta item khusus untuk meningkatkan healing.

Musuh di Umbral lebih kuat, jumlahnya lebih banyak, dan setelah enam menit, musuh berbahaya bernama Scarlet Shadow akan muncul dan terus mengejar pemain hingga mereka mencapai effigy atau vestige.

Namun, tantangan Umbral juga menghadirkan beberapa kelemahan. Banyaknya musuh bisa membuat pemain kewalahan, dan beberapa mini boss yang telah dikalahkan akan muncul kembali sebagai musuh biasa di area lain. Fitur kamera lock-on juga menjadi kendala, sering kali membuat pemain kehilangan fokus karena arah kamera tiba-tiba berubah, yang kadang menyebabkan kematian.

Selain itu, musuh memiliki jarak pandang lebih luas, sehingga pemain bisa terkena serangan musuh yang berada di luar jarak pandang mereka, membuat beberapa serangan terasa sulit dihindari dan berakibat fatal.

Selama permainan, pemain sering mengalami masalah framerate yang tidak stabil hingga game crash. Ini mungkin disebabkan oleh fitur online multiplayer yang memungkinkan pemain untuk melakukan coop atau PvP dengan pemain lain, ditambah lagi dengan fitur cross-platform antara PC dan konsol. Veteran Dark Souls pada era PS3 dan Xbox 360 yang terbiasa dengan coop dan PvP mungkin mengenali masalah framerate ini.

Untuk boss dalam game ini, desain mereka sebagian besar kurang unik, dan beberapa hanya merupakan versi lebih besar dari musuh biasa. Meskipun gerakan mereka mudah dipelajari, serangannya sangat kuat, sehingga pemain harus waspada terhadap bar HP mereka. Dari pengalaman bermain, hanya ada dua boss yang cukup berkesan; satu karena arena yang berbeda, dan lainnya karena hanya bisa diserang dengan fitur khusus game ini.

Pemain yang terbiasa dengan sistem quest di game Soulsborne FromSoftware akan menyadari bahwa NPC di game ini memiliki quest tersendiri yang tidak selalu jelas dari awal. Namun, jika pemain rutin memeriksa NPC setelah menyelesaikan area dan boss, mereka akan membuka dialog baru dan meminta item tertentu. Beberapa NPC kemudian akan menjual item baru, yang bisa menjadi daya tarik untuk replay di new game plus, karena quest dari NPC ini seringkali terlewat pada permainan pertama.

Visual
Dengan Unreal Engine 5, Lords of the Fallen menawarkan visual menawan, meski desain area terasa mirip game FromSoftware dan kurang identitas khas. Fitur Photo Mode, yang berfungsi sebagai tombol Pause, memungkinkan pemain mengambil jeda atau menangkap gambar dalam game yang bisa diedit di menu 3D Photos untuk hasil yang lebih optimal.

Karakter dan musuh dalam game ini juga tidak terlalu ikonik atau berkesan seperti karakter dari Dark Souls. Hanya beberapa desain boss yang menarik perhatian, tetapi tidak cukup memorable setelah dikalahkan.

Audio
Atmosfer Lords of the Fallen mengingatkan pada Dark Souls dan Bloodborne, dengan suara-suara ambient menyerupai film horor. Namun, musik boss dan suara beberapa NPC terasa kurang sesuai dengan karakter mereka, sehingga kurang mendalam.

Fitur
Dengan adanya New Game Plus, Online Coop, dan PvP, bersama tiga ending yang membuka class baru, game ini memberikan alasan untuk dimainkan berulang kali. New Game Plus bisa menjadi tantangan tambahan bagi pemain yang ingin mencoba mode lebih sulit.

Jika Lords of the Fallen muncul sebelum Dark Souls pada 2011, mungkin ia bisa jadi pelopor genre. Namun, dengan banyaknya elemen yang mirip Soulsborne dan fitur yang kurang polesan, game ini sulit menonjol di antara game Soulslike lainnya. Masalah framerate, musuh yang berlebihan di dunia Umbral, dan lock-on camera yang mengganggu adalah beberapa kekurangan yang terlihat.

Meski begitu, jika kamu rindu suasana ala Dark Souls, Lords of the Fallen bisa menjadi alternatif menghibur sembari menunggu seri terbaru Dark Souls.

Asyiknya Keseruan Bermain Game Tarung Omen of Sorrow

Genre fighting adalah salah satu yang tertua dalam industri video game, terbagi menjadi dua perspektif: 2D dan 3D. Dari genre ini, muncul beberapa IP besar yang masih populer hingga sekarang, dengan dua yang paling ikonik adalah Street Fighter dan Mortal Kombat.

Biasanya, game fighting menampilkan karakter petarung ahli bela diri. Sangat jarang tema horor digunakan dalam game fighting. Salah satu contoh langka yang terkenal adalah Darkstalkers dari Capcom.

Pada tahun 2018, AOne Games, studio pengembang dari Chile, menciptakan game fighting bertema horor untuk PS4 berjudul Omen of Sorrow. Kini, game tersebut dirilis ulang untuk platform yang lebih modern, PS5. Namun, di tengah dominasi game fighting besar lainnya, masihkah game ini memiliki tempat di hati para pemain?

Dalam cerita Omen of Sorrow, di dunia bawah tanah yang diperintah oleh makhluk-makhluk jahat, muncul teror baru! Monster dari horor, sastra, dan mitologi bersatu di bawah pimpinan Thalessa, seorang wanita jahat, untuk menguasai dunia. Mereka mengancam perdamaian dan kehidupan manusia. Sebagai prajurit suci, Gabriel dan Zafkiel dikirim ke dunia bawah untuk mengalahkan para makhluk jahat tersebut.

Omen of Sorrow

Apakah mereka berhasil menghentikan ambisi Thalessa?

Gameplay Omen of Sorrow

Omen of Sorrow adalah game fighting dengan visual 3D dan perspektif 2D, seperti Street Fighter dan Mortal Kombat. Pertarungan dilakukan satu lawan satu, dan pemain harus menguras Health Bar lawan untuk menang.

Game ini memiliki 12 karakter yang terinspirasi dari tokoh-tokoh horor internasional, seperti Frankenstein dan vampir. Karakter utama adalah Gabriel, seorang Mongrel Knight, dan ada juga Zafkiel, malaikat, serta karakter lain seperti Dr. Hyde dan Werewolf bernama Caleb.

Mode permainan Omen of Sorrow cukup standar, seperti Arcade, Versus, Story, Survival, dan Practice. Tidak ada mode unik yang ditawarkan.

Mode online mendukung fitur Cross-Play, memungkinkan pemain bertemu lawan dari berbagai platform seperti PS4, PS5, Xbox, Steam, dan Epic Games Store.

Story Mode di Mortal Kombat dianggap yang terbaik dalam genre ini, diikuti oleh game seperti Street Fighter dan Tekken. Bagi pemain solo, Story Mode adalah pilihan utama untuk bermain sendiri.

Story Mode dalam Omen of Sorrow dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan karakter. Namun, ceritanya dianggap membosankan karena hanya disajikan dalam bentuk teks, tanpa interaksi menarik.

Sistem pertarungan dalam game ini agak sulit dipahami karena minimnya penjelasan dalam tutorial. Bahkan pemain berpengalaman sekalipun kesulitan memahami sistemnya karena hanya ada tutorial teks tanpa demo atau penjelasan visual.

Kontrol menggunakan empat tombol seperti di KOF: dua tombol pukulan dan dua tendangan, dengan serangan lemah dan kuat. Pola gerakan mirip dengan Street Fighter, dan tombol R2 digunakan untuk serangan EX.

Omen of Sorrow

Game ini memiliki mekanik bernama Fortune & Fate yang mendorong pemain untuk bermain agresif. Namun, mekanik ini tidak dijelaskan dengan baik dalam tutorial maupun Story Mode.

Setiap karakter memiliki jurus spesial bernama Decimation Moves yang memicu animasi khusus saat mengenai lawan, mirip dengan mekanik di game Injustice.

Visual dan Audio

Tampilan visual Omen of Sorrow terasa usang, terutama untuk standar PS5. Bahkan dibandingkan dengan game PS4, visualnya masih kurang mengesankan. Latar belakang stage mengambil inspirasi dari Eropa abad ke-17 hingga 18, dengan beberapa animasi untuk membuatnya lebih hidup. Meskipun animasi karakternya tidak buruk, karakter-karakter tersebut terasa tidak menyatu dengan latar, seakan terpisah dari background.

Musik dalam game ini cukup biasa, tidak jelek, tapi juga tidak memberikan kesan mendalam. Sulih suaranya pun terdengar datar, dengan para aktor yang gagal menciptakan suasana horor yang sesuai dengan tema game.

Biasanya, setiap game fighting memiliki ciri khas yang membuatnya berbeda dari pesaingnya. Dengan tema horor, Omen of Sorrow seharusnya bisa menampilkan kekerasan berdarah ala Mortal Kombat untuk memperkuat atmosfer horor. Sayangnya, game ini terasa seperti game fighting generik yang hanya menggunakan skin karakter horor tanpa jiwa yang khas.

V Rising Game Survival Seru Tema Serangan Vampir

Vampir, makhluk mitologi penghisap darah, telah menjadi tema populer dalam berbagai media hiburan, termasuk film dan game. Beberapa contoh terkenal adalah Van Helsing, Castlevania, dan Blade. Melanjutkan tren ini, developer indie CodeThirtyTwo bekerja sama dengan Stunlock Studios untuk menghadirkan sebuah game survival action RPG berjudul V Rising yang baru saja dirilis untuk PlayStation dan PC.

Bagaimana gameplay dan pengalaman terbaru dari kisah vampir ini? Simak ulasan lengkapnya di bawah!

V Rising mengisahkan petualangan seorang vampir yang terbangun setelah tidur panjang selama berabad-abad. Anda akan memerankan vampir tanpa nama, yang bangkit dalam keadaan lemah tanpa kekuatan atau kekuasaan. Game ini berlatar di dunia terbuka bergaya Eropa abad pertengahan, penuh dengan kerajaan-kerajaan serta makhluk dark fantasy seperti pasukan tengkorak, penyihir, dan drakula.

Perjalanan Anda sebagai vampir akan membawa pemain dalam petualangan epik untuk membangun kembali kerajaan vampir yang paling kuat dan berkuasa di dunia V Rising.

Gameplay Story  V Rising

V Rising merupakan kombinasi menarik antara genre survival dan action RPG. Game ini memiliki sistem pertarungan yang sederhana, di mana Anda akan menggunakan berbagai senjata dan memiliki beberapa skill untuk melancarkan jurus. Gaya pertarungannya yang mirip dengan Diablo dipadukan dengan elemen survival yang kompleks, membuat pemain harus menghabiskan waktu mengumpulkan sumber daya dan membangun istana vampir mereka.

Hal unik dari V Rising adalah penerapan elemen khas vampir, seperti ketakutan terhadap sinar matahari. Sistem Night and Day dalam game ini tidak hanya sebagai perubahan waktu, tetapi juga memengaruhi gameplay. Di siang hari, pemain harus menghindari paparan sinar matahari, karena jika terkena terlalu lama, karakter akan terbakar dan mati. Ini membuat pemain perlu memanfaatkan malam hari untuk progres permainan, sementara di siang hari, Anda harus mencari perlindungan dengan bergerak di antara bayangan atau berlindung di tempat yang aman.

Dengan tampilan top-down, Anda dapat menggerakkan karakter dengan bebas, meskipun pergerakannya terasa agak lambat. Selain itu, tidak ada poin mana untuk mengeluarkan jurus, jadi pemain harus mengandalkan waktu cooldown untuk menggunakan kembali skill. Hal ini kadang membuat pertempuran menjadi sulit, terutama saat menghadapi serangan musuh dalam jumlah besar.

V Rising memiliki aspek RPG seperti game RPG pada umumnya, di mana level karakter vampir Anda bergantung pada kekuatan gear yang digunakan. Untuk meningkatkan level, pemain harus membuat atau meng-upgrade gear seperti armor dan senjata. Selain itu, skill yang bisa digunakan juga dapat diatur berdasarkan kategori seperti Blood Arts atau elemen alam seperti api dan petir, yang hanya bisa di-unlock dengan mengalahkan musuh tertentu.

Aspek survival dalam game ini terlihat dari usaha pemain untuk mengumpulkan sumber daya seperti kayu dan bebatuan dari seluruh peta. Sumber daya ini digunakan untuk membangun fasilitas seperti Sawmill dan Furnace untuk mengolah bahan mentah, serta Workbench untuk upgrade gear. Pemain juga bisa membangun kastil sendiri, namun proses ini memerlukan waktu dan progres yang panjang.

Pergantian siang dan malam di V Rising membatasi pergerakan pemain, terutama di siang hari ketika sinar matahari berbahaya bagi vampir. Malam hari lebih efektif digunakan untuk berburu musuh, menjarah markas, atau berburu monster. Sementara itu, siang hari sebaiknya dihabiskan untuk mengolah resources atau menaikkan level gear. Sistem ini memberikan tantangan tambahan dalam mengatur waktu dan strategi.

Dengan sistem open world, game ini menampilkan lingkungan seperti hutan, bukit, dan markas bandit dengan detail visual yang menarik. Misi-misi dalam game ini bertujuan untuk meningkatkan kekuatan karakter dan membangun kastil. V Rising juga menekankan mode online di mana pemain bisa berinteraksi dengan pemain lain dalam server yang sama, baik untuk PvE maupun PvP, membuatnya menarik untuk dimainkan dalam jangka panjang.

Visual
Aspek visual dan audio pada game V Rising ini merupakan salah satu hal yang kami sukai. Visual gamenya disajikan dengan baik. Meskipun desain lingkungannya bukanlah yang paling detail, tetapi karena game ini adalah ARPG top-down, maka hal ini dapat dimaklumi.

Sementara itu, model karakternya cukup detail, meskipun kita jarang melihat wajah sebagian besar pemerannya. Anda juga dapat membuat karakter original Anda sendiri dengan opsi kustomisasi yang cukup beragam. Desain musuh yang ada juga cukup bervariasi, dan komposisi beberapa lingkungan terlihat cukup mengesankan meskipun ada keterbatasan dalam game.

Audio
Audio dalam game ini tergolong biasa dan tidak ada yang bagus maupun istimewa, jadi tidak ada yang bisa dibahas dalam terkait hal ini.

V Rising adalah game yang tepat bagi Anda yang menyukai genre Action-RPG yang dipadukan dengan elemen survival yang kompleks. Memerankan seorang vampir yang haus akan kekuatan tersampaikan dengan cukup imersif, namun sayangnya masih banyak aspek-aspek teknis dan non-teknis yang harus dibenahi ke depannya.

TerraTech Worlds : Game Sandbox Survival Keren Mirip Minecraft

Genre game sandbox dan survival belakangan ini semakin populer, terutama sejak munculnya game seperti Minecraft dan Palworld. Konsep permainan yang menawarkan kebebasan kreatif tanpa batas ini memberikan daya tarik tersendiri bagi pemain.

Kesuksesan dan popularitas genre ini juga memberikan dampak positif bagi developer lain, termasuk Payload Studios, yang mengumumkan peluncuran TerraTech Worlds, sebuah game survival sandbox co-op PvE, di Steam di tahun 2024 ini, setelah melalui masa early akses.

Bagaimana dalaman gamenya? Simak terus ulasan lengkapnya!

Gameplayv TerraTech Worlds

TerraTech Worlds adalah game sandbox survival di mana Kamu mengendalikan kendaraan yang dapat melintasi berbagai medan untuk mencari sumber daya, membangun pos, dan bertahan dari serangan musuh sambil menjelajahi planet-planet yang unik.

Berlatar di masa depan, Kamu berperan sebagai peneliti yang bertugas menjelajahi bintang-bintang untuk mencari dan memanen sumber daya langka dan berharga. Sumber daya ini akan dikirim kembali ke Bumi untuk meningkatkan keuntungan dan kelangsungan hidup manusia, dimulai dengan sumber daya yang terbatas.

Tujuan Kamu adalah berkembang hingga menjadi besar, memperluas area eksplorasi, dan mengalahkan para pesaing. Dalam dunia ini, Kamu memiliki kebebasan untuk merancang dan membangun armada sendiri. Dengan desain bangunan blok yang sederhana, Kamu dapat menciptakan berbagai kendaraan, stasiun penelitian, dan pangkalan pertambangan, sepenuhnya bergantung pada imajinasi. Apakah Kamu ingin ingin fokus pada pertahanan, kecepatan, atau menambah banyak senjata? Semua bergantung oleh keputusan Kamu.

Secara keseluruhan, TerraTech Worlds mengadopsi gameplay dasar dari game sejenis seperti Minecraft. Game ini memberi Kamu kebebasan untuk menjelajahi, sambil tetap menetapkan objektif yang perlu dipenuhi untuk melanjutkan kemajuan permainan. Kamu pun bisa menciptakan berbagai alat yang diperlukan untuk membangun markas yang canggih, dengan bantuan blueprint yang telah disediakan.

Carbon Supply Power dan Workbench dapat dibuat menggunakan sumber daya tertentu melalui peralatan berteknologi tinggi. Fitur Building ini memungkinkan kreasi yang menarik sesuai preferensi masing-masing pemain. Misalnya, Kamu dapat membuat markas yang mirip dengan laboratorium atau dijadikan rig penambangan besar dilengkapi dengan peralatan berat.

Selain menjelajahi planet-planet yang ada, game ini menawarkan mode permainan opsi lain untuk meningkatkan experiece Kamu. Creative Mode memberikan pilihan bebas untuk membangun tanpa batasan. Di sini, Kamu dapat mengasah kreativitas seperti merancang berbagai struktur, mulai dari pesawat antariksa yang aerodinamis hingga benteng pertahanan yang kokoh. Setiap kreasi dapat disimpan dan dibagikan, sehingga Kamu dapat menunjukkan inovasi kepada pemain lainnya.

Dari Sisi Gauntlet Mode menawarkan tantangan untuk bersaing dalam hal kecepatan dan keterampilan. Dalam mode ini, Kamu berlomba melawan waktu dan pemain lain untuk mencapai posisi teratas di leaderboard.

Kamu perlu mengendalikan kendaraan dengan lincah, menghindari serangan dan rintangan yang muncul di sepanjang jalur. Mode ini tidak hanya menguji kecepatan Kamu, tetapi juga ketangkasan dalam manuver dan kemampuan bertahan di lingkungan yang penuh tantangan.

Audio Visual

Daya tarik dari TerraTech Worlds terletak di elemen eksplorasi planet yang disajikan dengan visual yang memukau, berkat penggunaan Unreal Engine 5. Kualitas visualnya, mulai dari detail kendaraan, vegetasi, lingkungan, hingga efek fisika air dan ray tracing, disajikan dengan sangat baik.

Sayangnya, kualitas musik latar dalam game ini kurang menarik. Namun, bagi kamu yang ingin menikmati berlama-lama untuk mengumpulkan sumber daya, dijamin tidak akan merasa bosan dengan apa yang ditawarkan.

TerraTech Worlds memberikan pengalaman eksplorasi planet yang luar biasa, dengan visual yang detail dan realistis. Dari desain kendaraan yang kompleks hingga vegetasi yang hidup dan lingkungan yang kaya efek fisika air serta ray tracing, setiap elemen visual dirancang untuk menciptakan pengalaman bermain yang mengasyikkan.

Meski demikian, ada beberapa aspek yang mungkin tidak memenuhi harapan, seperti kualitas musik latar yang kurang menarik. Namun, bagi mereka yang menghargai keindahan visual dan menyukai game yang memicu kreativitas, game ini bisa menjadi pilihan yang menjanjikan eksplorasi yang tidak membosankan.

Nyobain Game The Seven Deadly Sins: Idle Bikin Nagih Terus

Tidak harus main bermain tipe gameplay yang mewah melulu, kadang gameplay yang terlihat simple malah membuat yang memainkan jadi ketagihan, bahkan banyak hal menarik perhatian orang mengapa bisa laku terjual banyak, apalagi gamenya berplatform mobile. Itu mengapa Netmarble begitu rutin menyiapkan game yang baru dirilis yaitu The Seven Deadly Sins: Idle.

Pada kesempatan ini kami telah mencoba game tersebut dan akan memberikan ulasannya kepada kamu, apakah benar-benar membikin nagih, simak terus artikelnya hingga selesai.

Plot

Game The Seven Deadly Sins: Idle mempunyai storyboard yang persis sama dengan versi animenya. Akan tetapi dari ratusan stage yang ada dibagi lagi menjadi beberapa stage dan harus diselesaikan oleh para pemainnya. Alur cerita game ini pun jika diamati sama seperti membaca komik disertai slide teks dan gambar yang tidak ada suara sebagaimana terdapat dalam ceritanya.

Setiap karakter yang ditampilkan berbentuk chibi (imut) di dalam game, tapi hal tersebut hanya terlihat ketika ketika bertarung atau dalam gameplay saja. Untuk detil setiap karakternya terlihat keren.

Ada hal yang positif yang ditemukan dari game ini, yaitu segi interface yang menurut kami sangat rapih untuk ukuran game berjenis idle. Terdapat fitur menu, fungsi dan QoL. Semuanya dapat dieksplor secara optimal tanpa memusingkan mencarinya. Sebab hanmpir semua game idle memiliki banyak menu dengan posisi yang agak berantakan, dalam hal ini Netmarble telah melakukan pekerjaannya dengan cukup baik dalam hal desain UI.

Gameplay

Mengenai gameplay dari game idle ini. Kamu bila sudah mencoba maka karakternya akan bergerak otomatis dan langsung melawan musuh dari stage awal hingga stage berikutnya. Setiap 5 musuh tipe kroco dikalahkan, musuh berikutnya akan melawan tipe elite. Bila mengalahkan 5 elite tersebut, maka akan akan bertarung melawan boss. Begitu terus berulang hingga menuju ke ratusan stage.

Adanya stage yang banyak ini memberikan keseruan tersendiri dan amat bagus, pastinya pemainnya akan merasa betah karena setiap melewati setiap stagenya membikin ketagihan dan terus ingin memainkannya terlepas gamenya yang simpel. Ditambah setiap stage selalu ada tema arena pertempuran yang bagus dan terus berubah-ubah.

Sistem stamina pada game ini menggunakan item “Draw Card” seperti sistem rollingan mesin slot. Jika kamu memperoleh tiga gambar sama seperti tiga kartu gacha, maka otomatis mendapat hadiah doorprize sebanyak 5 kartu gacha. Bila kamu nanti mendapatkan tiga item bergambar coin, maka akan memperoleh gold yang amat banyak. Selain itu sistem stamina untuk progres karakter.

Progress

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu terdapat ratusan stage hingga ribuan misi yang harus dilewati oleh pemainnya. Maka, bakalan ada progress yang memberi efek memperkuat diri. Dan yang paling krusial, pemainnya harus segera melakukan upgrade Tavern secepat mungkin. Tavern mempunyai banyak fungsi untuk memperkuat tim dan mempercepat progres pertarungan.

Mengupgrade Tavern dapat meningkatkan atau menambah jumlah karakter yang akan digunakan Ketika bertarung. Misalnya, pada stage awal hanya dapat memakai 3 karakter saja, namun ketika sudah upgrade, maka dapat menggunakan 7 karakter sekaligus, bahkan lebih mengikuti kenaikan stage. Selain itu Tavern memiliki fungsi untuk meningkatkan reward yang diperoleh dari “Draw Card” dari misi atau quest harian.

Selain ada misi utama, terdapat misi tambahan untuk para pemain yang khusus melakukan grinding. misalnya, Daily Dungeon yang ingin memperoleh Gold dan Mana, atau mengambil misi Tower of Trial yaitu misi menguji kemampuan tim. Hingga mode PvP.

Karakter

Seperti yang disebutkan di awal yaitu kalau karakter di game ini sangat simpel. Setiap karakter memiliki ability dan rarity dengan ditandai bentuk bintang. Maka dari itu semakin tinggi rarity-nya, maka level yang dimaksimalkan akan semakin tinggi juga. Namun, hal tersebut tidaklah semudah itu.

Kamu bakalan butuh pencapaian yang banyak yaitu limit break dengan jumlah puluhan hingga ratusan. Untuk karakter dengan rarity rendah memang sangat gampang, tapi untuk karakter dengan rarity tinggi akan memakan waktu yang terbilang cukup lama. Makanya kamu bakal membutuhkan banyak gacha agar dapat memaksimal karakter.

Selain level, terdapat sistem lain yaitu awakening. Jadi apabila satu karakter telah “limit break” sebanyak dua kali. Maka kamu dapat membuka “traits” dari karakter tersebut. Traits-nya harus di “gacha” dengan memakai Mana. Contoh mendapat Critical Rate + 1%, bilamana ingin menaikan ratenya maka harus lakukan gacha kembali agar memperoleh Legendary Traits.

Sistem Gacha dan MicroTransaction

Walau terbilang simpel, The Seven Deadly Sins: Idle terdapat fitur segudang microtransaction. Jadi apabila karakternya naik level tertentu akan berkesempatan memperoleh karakter yang langka. Namun ada yang sedikit menggangu karena sering muncul pop-up promo paket yang berlebihan ketika bermain dan akan sangat menganggu sekali.

Terkait gacha, merupakan fitur khas dari game idle Netmarble ini yang mana dari adanya Sistem Level Gacha sangat membantu. Artinya, bila memakai karakter “F2P” tidak akan mendapatkan karakter rarity yang tinggi secara langsung, dan harus melalui banyak proses hingga menghabiska ribuan gacha. Namun bagusnya disini kamu bisa dengan gampang melakukan gacha, karena rewardnya sangat berlimpah.

Supaya memperoleh karakter yang limited, kamu butuh item yang namanya Rate Up Hero Summon Ticket atau Diamond. Ratenya sangat kecil sekali yaitu 0.15% untuk memperoleh karakter Legendary. Namun tiket dan diamond sangat mudah didapat jadi walaupun ratenya kecil tetap punya peluang besar memndapatkan item tersebut dan menurut saya sangatlah adil.

The Seven Deadly Sins: Idle adalah game baru yang bisa dinikmati oleh para fans dengan tipe Gameplay “idle” yang sederhana namun bisa membuat ketagihan. Alasanya adalah para pemainnya dapat bermain hingga stage demi stage sebanyak ratusan kali dengan karakter favorit. dan interface yang dibuat sangat rapih sehingga membikin nyaman ketika memainkannya.

Review Singkat Game Life is Strange: Double Exposure

Max Caufield Kembali Lagi! Kali ini, Life of Strange Double Exposure jadi topik hangat bagi para penggemarnya. Beruntungnya kami mendapat kesempatan mencoba game ini langsung di kantor Square Enix berlokasi di Shinjuku, Tokyo.

Apakah petualangan Max di sini lebih seru dari pendahulunya? Kekuatan apa yang didapatkan Max di seri terbaru? Yuk intip di bawah ini!

Cerita singkat Life of Strange Double Exposure diawali dengan Max, Safi, dan Moses berada di atap kampus melihat bintang jatuh sambil bernostalgia dan bercerita hal baru mengingat ketiganya sudah tumbuh dewasa dan berkuliah.

Namun, Max terkejut ketika menemukan Safi dalam keadaan sudah tak bernyawa, dan sesuatu pun terjadi hingga membuat kekuatannya kembali yang mengharuskannya pecahkan misteri mengenai kematian Safi.

Life of Strange: Double Exposure adalah seri kelima dari waralaba Life is Strange serta game kedua yang hadirkan Max Caulfield sebagai karakter utama.

Kami juga diberi waktu 2 jam memainkan Life is Strange: Double Exposure, yang mana Max punya kekuatan baru Max yang membuatnya dapat berpindah dimensi. Mungkin banyak yang bertanya-tanya soal kekuatan pengendali waktu Max yang dia telah berjanji takkan memakainya lagi di ending game sebelumnya.

Sayangnya, tidak banyak yang dapat dijelaskan apa penyebab ia mendapat kekuatan tersebut, karena selama 2 jam bermain kami tidak begitu banyak spoiler yang diberikan dalam 2 chapter yang berbeda.

Perubahan signifikan dari Unreal Engine 3 ke Unreal Engine 5 di Life is Strange: Double Exposure ini tentunya hasilkan grafis berdefinisi tinggi. Penampilan Max Caufield dan karakter lainnya kini terlihat jauh lebih realistis dari seri sebelumnya.

Beberapa penggemar mungkin merasa berubahnya tampilan yang lebih real akan mengurangi esensi dari sebelumnya, di mana berfokus dengan gaya seni buku komik. Tapi, model karakter yang mirip dari aslinya dapat membantu suguhkan kompleksitas cerita, yang mana cukup penting untuk game dengan inti cerita naratif.

Ini juga dibantu dengan detail lingkungan yang semakin meningkat dengan latar musim dingin di chapter pertama, memberi efek salju dan angin yang terlihat realistis. Ekspresi setiap karakter juga tergambar amat jelas sehingga dapat merasakan apa yang mereka rasakan Ketika kita mainkan, baik di beberapa interaksi maupun cutscene yang beberapa membawa referensi sebelumnya.

Awal permainan sebelum Max mendapat kekuatan baru, Life is Strange: Double Exposure masih seperti game naratif pada umumnya. Kita akan melihat berbagai item untuk berinteraksi, mengobrol dengan beberapa pilihan, memecahkan puzzle.

Chapter pertama game ini ditutup dengan kejadian yang menyebabkan Max mendapat kekuatan baru, meski kami tidak mengetahui alasannya karena chapter selanjutnya yang kami mainkan bukan kelanjutan dari yang pertama.

Untuk kekuatan baru Max sendiri, asumsi kami ini berhubungan dengan dimensi ruang mengingat kekuatan sebelumnya berhubungan dengan waktu. Ini tampak dengan Max dapat berpindah dari dimensi satu ke dimensi lainnya ketika Safi masih hidup.

Kekuatan ini nantinya berhubungan dengan beberapa puzzle yang membuat Max akan berpindah-pindah dimensi. Tak hanya itu, bakal ada juga kekuatan Max lainnya yaitu dapat melihat apa yang terjadi di dimensi lain secara langsung, serta akhir chapter kedua membuat kami cukup terkejut dan makin tertarik dengan game ini.

Seri baru ini jadi salah satu buatan Deck Nine untukmu yang penasaran akan kelanjutan cerita Max Caufield dengan kekuatan barunya. Fitur yang diberikan juga bisa membuatmu jadi makin kepo, tertantang, dan tak sabar menanti chapter selanjutnya di game.

Itulah preview singkat mengenai Life is Strange: Double Exposure. Game ini akan rilis tanggal 30 Oktober 2024 di platform konsol PlayStation 5, konsol Xbox Series X/S, konsol Nintendo Switch, dan PC (via Steam). Apakah kamu sudah siap hadapi beragam kejadian tak terduga sebagai Max dengan kekuatan barunya?

Metaphor ReFantazio Hanya Tinggal Hitungan Jari Akan Rilis

Metaphor ReFantazio adalah game RPG yang sudah lama dinantikan oleh para penggemar. Dikembangkan oleh Atlus, perusahaan yang dikenal dengan karya-karya RPG ikonik seperti seri Persona dan Shin Megami Tensei, Metaphor: ReFantazio membawa nuansa fantasi yang segar dengan gameplay yang memikat. Diumumkan sebagian waktu yang lalu, game ini akhirnya tinggal menghitung hari menuju perilisan resminya. Para penggemar RPG di segala dunia tak sabar menantikan petualangan epik yang dijanjikan oleh game ini.

Dalam tulisan ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai Metaphor: ReFantazio, mulai dari latar belakang ceritanya, mekanisme gameplay, sampai apa yang membuat game ini sangat dinantikan.

Latar Belakang Cerita yang Epik
Seperti banyak game buatan Atlus, Metaphor: ReFantazio menjanjikan cerita yang mendalam dan rumit. Berlatar di dunia fantasi yang luas dan misterius, game ini mengisahkan perjalanan para pahlawan yang dihadapkan dengan takdir yang penuh teka-teki. Dunia dalam game ini adalah perpaduan antara elemen fantasi klasik dan teknologi futuristik, menjadikan suasana yang kaya dan penuh kejutan.

Para pemain akan memimpin sekelompok pahlawan yang dipilih untuk melawan tenaga jahat yang mengancam dunia. Tak hanya itu, karakter-karakter dalam game ini masing-masing memiliki latar belakang dan perselisihan pribadi yang unik, memberikan dimensi tambahan pada narasi utama. Metaphor: ReFantazio mengajak pemain untuk menyelami dunia yang penuh misteri, intrik, dan mitologi yang mendalam.

Gameplay yang Inovatif dan Seru
Metaphor: ReFantazio membawa elemen-elemen RPG yang sudah diakui oleh para penggemar Atlus, tapi dengan sebagian temuan baru yang segar. Salah satu tenaga tarik utama dari game ini adalah cara pertarungan turn-based yang menampakkan strategi yang lebih mendalam dan memerlukan strategi cerdas untuk menumbangkan musuh. Setiap karakter memiliki kesanggupan dan keahlian unik yang dapat dimaksimalkan sepanjang permainan, sehingga pemain wajib cermat dalam membentuk strategi.

Selain itu, game ini menawarkan cara eksplorasi yang mendalam, di mana pemain dapat menjelajahi bermacam zona dalam dunia fantasi yang penuh dengan teka-teki, rahasia tersembunyi, dan misi sampingan. Pemain dapat berinteraksi dengan NPC, menemukan item-item langka, serta terlibat dalam dialog yang memberi pengaruh trek cerita. Kombinasi antara eksplorasi dunia terbuka dan pertarungan yang taktis membuat Metaphor: ReFantazio memberikan pengalaman RPG yang kaya dan memikat.

MReFan

Desain Visual yang Memukau
Metaphor: ReFantazio dikenal dengan gaya visual yang unik dan memukau. Sebagai game fantasi, dunia di dalam game ini dipenuhi dengan desain arsitektur dan lanskap yang megah, mulai dari istana kerajaan sampai hutan mistis yang dipenuhi makhluk mitologi. Setiap lokasi dirancang dengan mendetail yang luar umum, sehingga pemain akan merasakan atmosfer yang imersif dan mendalam.

Tak hanya dari segi latar daerah, desain karakter dalam Metaphor: ReFantazio juga wajib diacungi jempol. Setiap karakter utama memiliki desain yang khas dan berbeda, mencerminkan kepribadian dan peran mereka dalam cerita. Animasi yang halus serta efek visual yang spektakuler selama pertarungan semakin memperkaya pengalaman bermain. Desain artistik yang menawan ini jelas akan memikat para pemain yang menyenangi RPG dengan grafis yang berkualitas.

Musik yang Epik dan Membangun Atmosfer
Tak dapat diacuhkan, salah satu tenaga utama dari game buatan Atlus adalah musiknya. Metaphor: ReFantazio akan diiringi oleh soundtrack yang epik dan menggugah emosionil, membuat setiap peristiwa dalam game terasa lebih hidup. Musik yang digubah oleh komposer ternama yang sudah berprofesi di proyek-proyek besar sebelumnya, memberikan nuansa dramatis pada alur cerita dan pertarungan.

Mulai dari musik latar yang mengiringi saat menjelajah dunia fantasi sampai komposisi yang membangkitkan motivasi selama pertempuran, segala elemen audio dalam game ini dirancang dengan sangat baik untuk memperkuat suasana. Musik yang kuat dan penuh emosionil ini pasti akan menjadi salah satu aspek yang sangat dinikmati oleh para pemain.

Harapan dan Antisipasi Penggemar
Dengan semakin dekatnya perilisan Metaphor: ReFantazio, antusiasme para penggemar RPG semakin memuncak. Sejak pengumuman pertamanya, game ini sudah mencuri perhatian komunitas gaming di segala dunia. Banyak yang ingin game ini akan memberikan pengalaman bermain yang mendalam dan menggugah, sejalan dengan standar tinggi yang sudah ditentukan oleh game-game sebelumnya dari Atlus.

Kelompok penggemar Atlus sudah dikenal sebagai salah satu yang paling loyal dan antusias, dan mereka sudah menantikan game ini selama bertahun-tahun. Harapan akan cerita yang kuat, gameplay yang menantang, dan visual yang menakjubkan menjadikan Metaphor: ReFantazio salah satu game RPG yang paling dinantikan di tahun ini. Banyak yang percaya bahwa game ini akan menjadi salah satu RPG terbaik dalam sebagian tahun terakhir.

Tanggal Rilis dan Info Penting Lainnya
Ketika ini, Metaphor: ReFantazio hanya tinggal hitungan hari sebelum akhirnya dirilis. Game ini dipastikan akan rilis pada 5 Desember 2024 di bermacam platform gaming. Dengan waktu perilisan yang semakin dekat, Atlus sudah merilis bermacam trailer dan sneak peek yang menampakkan cuplikan gameplay, karakter, serta dunia yang akan dijelajahi oleh para pemain.

Untuk para penggemar yang sudah tak sabar menunggu, Atlus juga membuka pre-order dengan sebagian bonus menarik, seperti item in-game eksklusif dan akses awal ke konten tambahan. Jadi, apabila kamu ingin menjadi yang pertama merasakan pengalaman bermain Metaphor: ReFantazio, pastikan untuk menjalankan pre-order secepatnya.

Metaphor: ReFantazio adalah salah satu game RPG yang paling dinantikan tahun ini. Dengan cerita yang mendalam, gameplay yang inovatif, visual yang memukau, dan musik yang epik, game ini memiliki segala elemen yang dibutuhkan untuk menjadi salah satu RPG terbaik dalam sebagian tahun terakhir. Bagi penggemar RPG, secara khusus penggemar Atlus, Metaphor: ReFantazio adalah game yang wajib dimainkan.

Dengan tanggal rilis yang sudah sangat dekat, para penggemar hanya tinggal menunggu sebagian hari lagi sebelum akhirnya dapat menjelajahi dunia fantasi penuh misteri ini. Bersiaplah untuk petualangan epik yang akan membawa kamu ke dalam dunia yang penuh intrik, pertarungan yang mengasyikan, dan cerita yang tak terlupakan.